Sistem Ekskresi

Pendahuluan

Kalau kita ngomongin ekskresi, pasti kalian mikirnya langsung BAB (gausah boong). Tapi tahu gak, sebenernya sistem ekskresi itu bukan cuman BAB doang? Ada apa aja sih? Tapi sebelumnya udah tau belum sistem ekskresi itu apa?

 

Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair maupun zat gas. Zat-zat ini perlu dikeluarkan dari tubuh karena dapat menggangu bahkan meracuni tubuh.

Sistem Ekskresi meliputi:

1. Paru-paru 

2. Ginjal

3. Hati

4. Kulit

 

Paru-paru

Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat untuk mengekskresikan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Kedua zat sisa-sisa metabolisme ini dikeluarkan melalui hidung sebagai hasil sisa pernafasan.

Sumber: https://www.lung.ca/sites/default/files/Breathing.jpg

Ginjal

Ginjal mengekskresikan sisa metabolisme dalam bentuk urin.

Ginjal terdiri dari 3 bagian utama:

  1. Korteks (bagian luar)
  2. Medulla (sumsum ginjal)
  3. Pelvis Renalis (rongga ginjal)

Rongga ginjal dihubungkan ke kandung kencing (vesika urinaria) oleh ureter, dimana urin ditampung sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Sumber: https://www.sehatcenter.com/wp-content/uploads/2014/03/gejala-penyakit-ginjal-pengobatan-daun-sirsak.jpg

 

PROSES PEMBENTUKAN URIN

  1. Filtrasi (penyaringan)

- Terjadi di kapiler glomerulus

- Hasil filtrasi adalah filtrat glomerulus (urin primer) yang masih mengandung zat-zat berguna (asam amino, glukosa, natrium, kalium)

  1. Reabsorbsi (penyerapan kembali)

- Terjadi di tubulus kontortus proksimal

- Zat-zat berguna diserap kembali ke dalam darah secara difusi maupun osmosis. Garam lebih dan zat-zat sisa metabolisme lainnya dikeluarkan bersama urin

- Hasil reabsorbsi adalah urin sekunder

 

  1. Augmentasi

- Terjadi di tubulus kontortus distal

- Urea dan zat-zat sisa ditambahkan ke urin, dan komposisi urin menjadi:

96% air, 2.5% urea, 1.5% garam dan pigmen empedu (memberi warna ke urin)

 

Faktor yang mempengaruhi produksi urin:

- Hormon anti diuretik (ADH)

- Jumlah air yang diminum

- Konsentrasi hormon insulin

Hati

Zat sisa metabolisme dari hati adalah empedu (dari hemoglobi sel darah merah yang tua).

 

Proses pembentukan empedu

1. Hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme.

2. Zat besi dan globin di daur ulang di dalam sumsum tulang belakang

3. Heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin (berwarna hijau kebiruan)

4. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan

 

Mekanisme Pembongkaran Urea (Siklus Ornitin)

Hati juga menghasilkan enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin dapat mengikat NH3 dan CO2 yang beracun

1. Protein menghasilkan asam amino yang mengandung nitrogen

2. Asam amino diuraikan menjadi ornitin dan NH3

3. NH3 dalam sel diikat oleh karbon dioksida (CO2) dan asam amino ornitin membentuk asam amino sitrulin

4. Enzim sitrulin transaminase mengubah sitrulin yang masuk ke hati menjadi arginin, dan arginin diubah menjadi ornitin dan urea menggunakan enzim arginase

5. Urea keluar dari hati bersama aliran darah dan keluar dari tubuh bersama urin

6. Ornitin yang dihasilkan digunakan kembali untuk menetralisasi NH3

 

 

Kulit

Kulit mengekskresikan keringat

Kulit terdiri dari dua lapisan utama:

1. Epidermis, terdiri dari:

- Stratum korneum (zat tanduk yang tersusun dari sel-sel mati yang selalu mengelupas dan akan diganti dengan sel baru)

- Stratum lusidum (lapisan tidak berpigmen)

- Stratum granulosum (lapisan berpigmen)

- Stratum germinativum (lapisan yang membentuk sel-sel baru ke arah luar dan menggantikan sel-sel mati atau terkelupas)

 

2. Dermis, terdiri dari:

- Grandula sudorifera (kelenjar keringat)

- Grandula sebacea (kelenjar minyak)

- Pembuluh darah

- Serabut saraf

Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-qLKFA3kItuM/VAwu9uQzB_I/AAAAAAAABJI/deuwiQ9GdlI/s1600/kulit%2B1.png

 

Mekanisme Ekskresi Keringat

- Keringat mengandung air, garam, dan urea

- Saat suhu lingkungan tinggi, kelenjar jeringat menjadi aktif (menyebabkan keluarnya keringat ke permukaan kulit melalui penguapan)

- Saat suhu lingkungan tinggi, pembuluh darah melebar (memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme)

- Keluarnya keringat diatur oleh hipotalamus

 

 

 

 

Gangguan Sistem Ekskresi

Berikut adalah beberapa gangguan yang dapat dialami di sistem ekskresi:

1. Nefritis: gangguan pada nefron karena infeksi kuman. Asam urin dan urea tidak tersaring dan ikut kembali pada peredaran darah. Kelebihan asam urin dan urea disebut uremia. Bila terjadi uremia, dapat terjadi penimbuhan air pada jaringan kaki sehingga timbul pembengkakan (edema)

2. Diabetes melitus (kencing manis): adanya gula dalam urin karena kekurangan hormon insulin

3. Diabetes insipidus: penyakit akibat absennya ADH sehingga volume urin melebihi normal (bisa mencapai 30x volume normal)

4. Albuminuria: adanya albumin dan protein dalam urin

5. Batu Ginjal: adanya batu dalam ginjal atau kandung kencing karena kurang minum atau sering menahan kencing

6. Hepatitis: radang hati karena virus hepatitis

7. Penyakit Kuning: tersumbatnya saluran empedu sehingga masuk ke aliran darah dan menjadi kuning

8. Sirosis hati: terganggunya fungsi hati akibat banyaknya jaringan ikat pada hati

9. Kolestasis: gangguan pada ekskresi empedu

10. Asma: tersumbatnya saluran pernafasan

11. Emfisema: hilangnya elastisitas alveolus

12. Bronkitis: peradangan pada bronkus

 

 

Rangkuman

Paru-paru: mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) 

Ginjal: mengeluarkan urin (air, urea dan garam)

Hati: mengeluarkan empedu (hemoglobin sel darah merah yang tua)

Kulit: mengeluarkan keringat (air, urea dan garam)