Klasifikasi Mahluk Hidup

Pendahuluan

Mahluk hidup di Bumi ini sangatlah banyak dan beragam. Untuk memudahkan kita semua (baik untuk belajar atau sekedar tau), suatu sistem telah dibuat oleh para ilmuan biologi untuk mengklasifikasikan/mengelompokan mereka secara sistematis dan bertahap berdasarkan penampilan, bentuk, dan ciri-ciri lainnya. Sistem tersebut dinamakan sistem klasifikasi

Sistem Klasifikasi ini pertama kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus pada abad ke-18. Ia mengelompokan mahluk hidup berdasarkan persamaan ciri mereka. Nama mereka pun diberi sesuai sistem tata nama ganda.

Cabang ilmu Biologi yang melibatkan pengelompokan ini disebut taksonomi.

Proses Klasifikasi

Klasifikasi sistem alami adalah cara pengelompokan menurut ciri anatomi, morfologi, dan fisiologi.

Klasifikasi sistem filogeni: pengelompokan mencermati sejarah evolusi suatu spesies.

Klasifikasi sistem buatan: pengelompokan menurut ciri morfologi yang mudah diamati. (seperti pohon yang berbuah apel dan dinamakan pohon apel)

Mahluk hidup dikelompokan berdasarkan persamaan ciri. Jika mereka dalam satu kelompok itu juga memiliki perbedaan maka mereka dipisahkan lagi dalam kelompok yang lebih kecil. (kemudian lanjut kepada lebih kecil lagi). Masing-masing kelompok ini dinamakan takson.

Spesies adalah takson yang sebenarnya dan merupakan unit dasar untuk klasifikasi. Takson lain terdiri dari kelompok-kelompok kecil ini dan dapat berubah dengan adanya data/interpretasi.

Urutan jejang takson sebagai berikut:

Contoh: Rubah merah ( Vulpes vulpes )

(sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/60/Vulpes_vulpes_face.jpg)

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Carnivora

Familia: Canidae

Genus: Vulpes

Spesies: vulpes

 

 

 

Tata Nama Mahluk Hidup

Nama spesies (seperti rubah) akan berbeda dalam bahasa lain (Inggris: fox). Setiap bahasa akan memiliki kata sendiri untuk spesies tersebut. Nama ini tidaklah universal karena tidak dimengerti dan dapat mengakibatkan sulit untuk berkomunikasi. Untuk itu Carolus Linnaeus menciptakan sistem tata nama dengan bahasa latin.

Sistem penamaan ini adalah tata nama ganda (binomial nomenclature) yang terdiri dari dua bagian.

Ditulis dengan: Genus spesies (contoh: Vulpes vulpes)

- Genus dicetak miring (dalam komputer) dan dimulai dengan huruf kapital.

spesies dicetak miring (dalam komputer) dan dimulai dengan huruf kecil.

- Jika ditulis dengan tangan; kedua nama tersebut digarisbawahi (tidak dicetak miring)

Manfaat Mempelajari Klasifikasi

Ini bermanfaat untuk mengetahui keanekaragam hayati, megenal hubungan dan kekerabatan diantara spesies-spesies. 

Dengan mengenal ciri-ciri unggul dari spesies-spesies, kita dapat memanfaatkannya untuk bahan obat-obatan, pangan, dll. Ini juga bisa menjaga keseimbangan ekosistem karena kita mengenal interaksi antara spesies.

Alternatif Sistem Klasifikasi

Ada kriteria lain yang sederhana dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

  1. Tempat Hidup, seperti hewan air/darat.
  2. Alat Gerak, hewan dengan kaki/ sayap/ sirip
  3. Ukuran, tanaman seperti pohon/ rumput/ semak
  4. Manfaat, tanaman untuk obat/ hias/ pangan

Ilmuwan biologi juga melakukan penelitian dengan perkembangan teknologi dan oleh karena itu sistem klasifikasi yang beragam terbentuk dari waktu ke waktu. Beberapa sistem klasifikasi adalah:

Sistem Dua Kingdom

Ini adalah sistem klasifikasi pertama dan hanya membagi mahluk hisup dalam dua kelompok besar: Plantae dan Animalia. 

Plantae (kelompok tumbuhan): bisa membuat makanan sendiri / autotrof.

Animalia (kelompok hewan): memperoleh makanan dari lingkugannya / heterotrof.

 

Sistem Tiga Kingdom

Sistem ini muncul setelah mikroskop ditemukan. Dengan mikroskop, mikroorganisme (uniseluler/ multiseluler) ditemukan juga. Mahluk-mahluk hidup tersebut memiliki ciri-ciri tumbuhan atau hewan. Mahluk hidup ini dikelompokan menjadi Protista. (Animalia, Plantae, dan Prostista)

 

Sistem Empat Kingdom

Setelah perkembangan teknologi dan alat-alat yang lebih canggih (mikroskop elekron) yang bisa mengungkapkan struktur ultra mikroskopik dan melihat organel sel. Mahluk hidup kemudian diklasifikasi menjadi eukariot (memiliki membran inti) atau prokariot (tidak memiliki membran inti). Mahluk hidup prokariot dikelompokan menjadi kingom Monera. (Animalia, Plantae, Protista, dan Monera)

 

Sistem Lima Kingdom

R.H. Whittaker mengembangkan sistem ini pada tahun 1969. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae karena bedanya struktur sel dan cara memperoleh makanannya. (Animalia, Plantae, Protista, Monera, Fungi)

Sistem Enam Kingdom

Pada tahun 1970, Carl Woese membagi monera menjadi Archaebakteria dan Eubacteria. (Animalia, Plantae, Protista, Fungi, Archaebakteria, Eubakteria)

Virus juga ditemukan selain enam kingdom diatas. Tetapi virus tidak bisa diklasifikasi sebagai mahluk hidup karena tidak berupa sel dan virus hanya bisa reproduksi jika berada dalam sel mahluk hidup lain.

 

Identifikasi atau Determinasi

Identifikasi menentukan nama mahluk hidup berdasarkan ciri-ciri morfologi mereka, membandingkan/ menyamakannya dengan mahluk hidup yang sudah di-identifikasi, dan menempatkannya di sistem klasifikasi. Cara yang diggunakan bisa merupai:

  1. Ingatan, beberdasarkan pengetahuan/ ingatan yang pernah kita pelajari sebelumnya.
  2. Bantuan profesional, ahli zoologi dapat membantu kita identifikasikan hewan.
  3. Sepimen acuan, sampel (hewan/ tumbuhan) dibandingkan dengan specimen yang telah di-identifikasi.
  4. Pustaka, dibandingkan dengan gambar-gambar di pustaka
  5. Komputer, menggunakan program untuk mengetahui keterangan sampel (hewan/ tumbuhan)

Kunci Identifikasi

Kunci identifikasi adalah cara yang umum digunakan untuk mengidentifikasi hewan/ tumbuhan. Format pada kunci adalah kunci dikotom (inggris: dichotomous key) yang mengidentifikasi dengan menelusuri jalur yang ditetapkan. (setiap bait terdiri dari dua penuntun) Kita harus memilih penuntun yang mirip dengan ciri-ciri sampel kita. Ini dilanjutkan sampai akhirnya jawaban(identita hewan/tumbuhan) ditemukan.